BAGIAN DUA: MENAKAR KESAHIHAN NASAB HABIB DI INDONESIA
BAGIAN DUA
MENAKAR KESAHIHAN NASAB HABIB DI INDONESIA
KATA PENGANTAR
Masalah yang penulis teliti adalah apakah benar para habib ini adalah cucu dari Nabi Muhammad s.a.w. metode yang penulis gunakan adalah metode library research dengan mengumpulkan datadata ilmiyah berupa kitab-kitab nasab dari masa ke masa kemudian data-data itu diolah sehingga sistematis, rasional dan valid.
Tujuan penelitian ini untuk menakar kesahihan apakah benar para habib itu sebagai keturunan Nabi Muhammad s.a.w.? urgensi penelitian ini penting karena pengakuan bahwa seseorang sebagai cucu Nabi Muhammad s.a.w memiliki konsekwensi dalam kehidupan sosial-kegamaan.
Semoga penelitian ini bermanfaat untuk kita semua. Amin!
Oktober, 2022
Imaduddin Utsman al-Bantanie
HABIB DI INDONESIA
Para habib di Indonesia datang pada sekitar tahun 1880 M dari Yaman sampai tahun 1943 sebelum kedatangan Jepang.[1] Di Indonesia, mereka kebanyakan tidak melakukan asimilasi dengan penduduk lokal, dari itu maka mereka dapat dikenali dengan mudah dari marga-marga yang diletakan di belakang nama mereka, seperti Assegaf, Allatas, Al-Idrus, bin Sihab, bin Smith dan lainnya.
Mereka mengaku sebagai keturunan
Nabi Besar Muhammad s.a.w. Menurut mereka, mereka adalah dari keturunan
keluarga Bani Alawi (Ba Alawi). Ba Alawi sendiri adalah rumpun keluarga di
Yaman yang di mulai dari datuk mereka yang bernama
Alawi bin Ubaidillah.
Menurut mereka Alawi bin
Ubaidillah adalah dari jalur keturunan Imam Ali al-Uraidi yang merupakan putra
dari Imam Ja‘far shodiq. Nasab Alawi menurut mereka kepada Nabi Muhammad s.a.w
adalah sebagai berikut: Alawi (w. 400 H) bin Ubaidillah (w. 383 H) bin Ahmad
(w. 345 H) bin Isa an-Naqib (w. 300 H) bin Muhammad An-Naqib (w. 250 H) bin Ali
al-Uraidi (w. 210 H) bin Ja‘far al-Shadiq (w. 148 H) bin Muhammad al Baqir (w.
114 H) bin Ali Zaenal Abidin (w. 97 H) bin Sayidina Husain (w. 64 H) bin Siti
Fatimah az-Zahra (w. 11 H) binti Nabi Muhammad s.a.w (w. 11 H). Tahun wafat
yang penulis sebutkan tersebut penulis ambil dari sebuah artikel yang berjudul
―Inilah Silsilah Habib Rizieq Shihab.
Keturunan Ke-38 Nabi Muhammad?‖[2]
Sayangnya nasab seperti di atas
tersebut tidak terkonfirmasi dalam kitab-kitab nasab primer yang mu‘tabar.
Kesimpulan seperti itu bisa dijelaskan karena kitab-kitab nasab yang ditulis
berdekatan dengan masa hidupnya Alawi bin Ubaidillah tidak mencatat namanya.
Sebelum membahas tentang nasab Ba
Alawi secara komprehensip, penulis akan mendahulukan beberapa hal, baru setelah
itu membahas mengenai nama Ubaidillah yang mejadi ayah dari Alwi yang merupakan
datuk para habaib di Indonesia.
METODE
MENETAPKAN NASAB
Para ahli nasab memiliki metode
untuk menetapkan nasab seseorang atau suatu kelompok komunitas keluarga
tertentu kepada yang diakuinya. Misalnya seseorang yang mengaku dirinya sebagai
keturunan Nabi Muhammad s.a.w. yang ke-40 melalui Alawi bin
Ubaidillah ―bin‖ Ahmad bin Isa, kemudian ia
menunjukan urutan 40 nama-nama mulai dari namanya sampai ke Nabi Muhammad
s.a.w. melaui jalur tersebut, maka cara untuk mengkonfirmasi kesahihannya
adalah adalah dengan dua cara, pertama looking
up, dan kedua dengan cara looking
down.
Looking up atau meneliti ke atas adalah dengan cara mengkonfirmasi
nama yang disebutkan mulai dari nama orang yang diteliti sampai nama Nabi
Muhammad s.a.w. Untuk nama pertama, kedua dan ketiga bisa dengan cara
mengkonfirmasi keluarga terdekat dari ayahnya, misalnya pamannya, apakah
seseorang ini betul anak dari ayahnya? Dan apakah benar ayahnya itu adalah
benar anak dari kakeknya? Sedang untuk nama ke-4 dan selanjutnya bisa
dikonfirmasi melalui catatan silsilah dari keluarga buyutnya dengan di
selaraskan dengan catatan keluarga besar buyutnya melalui anaknya yang lain
selain kakeknya tersebut. Demikian untuk seterusnya.
Sedangkan yang dimaksud looking down adalah meneliti mulai dari
atas yaitu dalam hal ini meneliti mulai dari Nabi Muhammad s.a.w. sampai
selanjutnya ke bawah. Misalnya mencari sanad dan dalil yang menjelaskan bahwa
Nabi Muhammad s.a.w. betul mempunyai anak Bernama Siti Fatimah r.a., lalu
mencari sanad dan dalil bahwa Siti Fatimah mempunyai anak bernama Husain, lalu
mencari dalil yang menunjukan bahwa Husen mempunyai anak bernama Ali Zainal
Abidin, lalu mencari dalil bahwa Ali Zainal Abidin mempunyai anak bernama
Muhammad al-Baqir, lalu mencari dalil bahwa Muhammad al-Baqir mempunyai anak
bernama Jafar al-Shadiq, lalu mencari dalil bahwa Jafar al Shadiq mempunyai
anak bernama Ali al-Uraidi, lalu mencari dalil bahwa Ali al-Uraidi mempunyai
anak bernama Muhammad an-Naqib, lalu mencari dalil bahwa Muhammad an-Naqib
mempunyai anak bernama Isa al-Rumi, lalu mencari dalil bahwa Isa al-Rumi
mempunyai anak bernama Ahmad al-Muhajir, lalu mencari dalil bahwa Ahmad
al-Muhajir mempunyai anak bernama Ubaidillah, lalu mencari dalil bahwa
Ubaidillah mempunyai anak bernama Alawi dst.
Untuk mencari dalil-dalil
tersebut, untuk Nabi Muhammad s.a.w. sampai ke Ali al-Uraidi sangatlah masyhur
melalui hadits, sedangkan untuk generasi putra Ali al-Uraidi yaitu Muhammad
anNaqib sudah bergeser hanya mengandalkan kitab-kitab nasab.
METODE
KONFIRMASI KITAB NASAB
Kitab nasab yang membahas tentang
keluarga Ba Alawi cukup banyak lalu apakah kitab-kitab tersebut sudah menjadi
dasar kesahihan nasab Ba Alawi kepada Nabi Muhammad s.a.w.?
Sebuah kitab nasab hanya dapat
menjadi dalil kesahihan untuk nama-nama yang sezaman dengan kitab nasab itu
ditulis. Misalnya kitab nasab Nubzat Lathifah fi Silsilati nasabil Alawi yang
ditulis oleh Zainal Abidin bin Alwi Jamalul Lail, kitab Ittisalu Nasabil Alawiyyin wal
Asyraf yang ditulis Umar bin Salim al- Attas juga pada abad 13 H, kitab
Syamsudz
Dzahirah yang ditulis oleh Abdurrahman Muhammad bin Husein al- Masyhur
yang ditulis juga pada pertengahan abad 13 H. kitab-kitab tersebut dapat
menjadi dalil atau rujukan bagi nama-nama yang hidup pada abad itu, tapi tidak
bisa menjadi dalil bagi yang hidup pada abad sebelumnya, misal untuk
mengkonfirmasi Ahmad bin Isa kita harus mengkonfirmasinya pada kitab yang
ditulis saat Ahmad bin Isa itu hidup atau kitab yang paling dekat dengan
hidupnya Ahmad bin Isa.
Begitupula nama-nama setelahnya atau
sebelumnya harus di konfirmasi dengan kitab-kitab yang ditulis pada zaman
mereka masing-masing.
METODE
MENGKONFIRMASI ALAWI BIN UBAIDILLAH
Alawi bin Ubaidillah adalah datuk
Ba Alawi di Indonesia, Yaman dan beberapa Negara di Asia Tenggara. Nasab lengkapnya
adalah: Alawi bin Ubaidillah ―bin‖ Ahmad al-Muhajir bin Isa al Rumi bin
Muhammad an-Naqib bin Ali al Uraidi bin Jafar al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir
bin Ali Zaenal Abidin bin Husain bin Fatimah Azzahra bin Nabi Muhammad s.a.w.
dari nasab itu Alawi adalah urutan ke-12 dari nama-nama yang ada.
Untuk menetapkan menggunakan
metode looking down kita harus dapat
mencari dalil bahwa nama yang di atas mempunyai anak dengan nama di bawah.
DALIL
BAHWA NABI MUHAMMAD S.A.W. MEMPUNYAI ANAK
FATIMAH R.A.
Dalil bahwa Nabi Muhammad s.a.w mempunyai anak bernama
Fatimah adalah hadits
berikut ini:انًُْ
الَّلَِّ لو أنَّ فاطِمَةَ بنْتَ تُ٤مَّدٍ سَرقتْ لقَطعْتُ يدَىَا. )رواه
البخاري)
―Demi Allah, jika Fatimah binti Muhammad mencuri, maka
sungguh akan aku potong tangannya.‖ (H. R. Bukhari)
DALIL BAHWA SITI FATIMAH R.A. MEMPUNYAI ANAK BERNAMA HUSAIN R.A.
Hadits pertama yang menyatakan bahwa Husain adalah
putra Ali
عن اتٟاكم النيسابوري بإسناده عن أبي حازم، عن
أبي ىريرة قال: رأيت رسول الله )صلى الله عليو وآلو( وىو حامل اتٟستُ بن علي
)عليهما السلام( وىو يقول: اللهم إني أحبو
فأحبو.
―Diriwayatkan dari al-Hakim an-Naisaburi dengan
sanad dari Abi Hazim dari Abi Hurairah r.a. ia berkata: saya melihat Rasulullah
s.a.w. sedangkan ia menggendong al-Husain
bin Ali a.s. ia berkata: Ya Allah sungguh aku mencintainya maka cintailah
ia.‖
Hadits kedua menyatakan bahwa Ali adalah suami
Fatimah
قال: تزوجْتُ فاطمةَ رضِيَ اللهُ عنو، فقلتُ: يَ
رسولَ اللِه، ابنِ بي، قال: أعْطِها شيئا، قلتُ: ما عندي مِن شيءٍ، قال: فأينَ
دِرعكَ اتٟطمِيَّة؟ قلتُ: ىي عِندي، قال: فأعْطِها إيََّهُ.الدروع. رواه النسائي
―Ali r.a. berkata: Aku menikahi Fatimah r.a. maka aku berkata: Ya Rasulullah, nikahkan
aku (dengan Fatimah), Nabi berkata: berilah ia sesuatu (mas kawin), aku berkata
: aku tak punya sesuatu, Nabi berkata: kemana baju besi hutomiyah itu, aku berkata: ada padaku, Nabi berkata: maka berikan
baju besi itu kepadanya. (H.R.Nasa‘i)
Dari dua hadits itu disimpulkan bahwa benarlah bahwa
Husain adalah anak dari Siti Fatimah r.a.
DALIL
YANG MENYATAKAN BAHWA HUSAIN R.A. MEMPUNYAI ANAK ALI ZAINAL ABIDIN DAN
SETERUSNYA SAMPAI KEPADA ALI AL-URAIDI
Di bawah ini ada suatu hadits yang terdapat dalam
kitab Sunan atTurmudzi yang dikarang
pada abad ke-3 Hijrah:
حَدَّثَ نا نصْ رُ ب نُ عَليٍّ اتْٞهْضَمِ يُّ حَدَّثَ نا عَليُّ
بنُ جَعْفَرِ بنِ
تُ٤مَّدِ بنِ عَليٍّ أخْبَ
رني أخِي مُوسَى بنُ
جَعْفَ رِ ب نِ تُ٤مَّدٍ عَ نْ أبيوِ جَعْفَرِ
بنِ تُ٤مَّ دٍ عَنْ أبِيوِ تُ٤مَّ
دِ بنِ عَليٍّ عَ نْ أبيوِ عَليِّ
ب نِ اتْٟسَ تُِْ عَ
نْ أبيوِ عَنْ جَدِّهِ
عَل يِّ بنِ
أ بي طال بٍ أنَّ
رسُولَ ا لَّلَِّ صَلى الَّلَُّ
عَليْوِ وَسَل مَ أخَ ذَ بيدِ حَسَنٍ وحُسَتٍُْ فَ
قَالَ مَنْ
أحَبتٍِ وَأحَبَّ ىَذَينِ وَأبَاهُما وَأمَّهُمَا كَانَ مَعي في دَرجَتِي
يَ وْمَ القِيامَةِ قَالَ أبو
عِيسَى ىَذَا حَدِي ثٌ حَسَ نٌ غَريبٌ لَا ن
عْرف وُ مِ نْ حَدِيثِ جَعْفَ رِ بنِ
تُ٤مَّ دٍ إلَّا
مِنْ ىَذَا الوجْوِ
―(Imam Turmudzi berkata: ) telah mengajarkan hadist
kepada kami Nashor bin Ali al-Jahdlami, telah mengajarkan hadits kepada kami
Ali (al-Uraidi) bin Ja‘far (al-Shadiq) bin Muhammad al-Baqir bin Ali (Zaenal
Abdidin), telah mengkhabarkan kepadaku saudara laki-laki ku Musa (alKadzim) bin
Ja‘far (al-Shadiq) bin Muhammad (al-Baqir), dari ayahnya yaitu jafar bin
Muhammad, dari ayahnya yaitu Muhammad bin Ali, dari ayahnya yaitu Ali bin
Husain, dari ayahnya (Husain) dari kakeknya yaitu Ali bin Abi Talib, bahwa Rasulullah
s.a.w. memegang tangan Hasan dan Husain lalu berkata: siapa yang mencintaiku
dan mencintai dua orang ini dan ayah-ibunya maka ia akan bersamaku dalam
tingkatanku di hari kiamat. Berkata Abu Musa (Imam Turmudzi) hadis ini ghorib
kami tidak mengetahuinya dari hadits Ja‘far bin Muhammad kecuali dari arah
ini.‖
Dari satu hadits ini dapat
disimpulkan bahwa benar Husain mempunyai anak bernama Ali Zainal Abidin, dan
benar bahwa Ali Zaenal mempunyai anak bernama Muhammad al-Baqir, dan bahwa
benar Muhammad al-Baqir mempunyai anak bernama Ja‘far alShadiq, dan bahwa benar
Ja‘far al-Shadiq mempunyai anak bernama Ali al-Uraidi.
DALIL
BAHWA ALI AL-URAIDI MEMPUNYAI ANAK BERNAMA MUHAMMAD AN-NAQIB
Untuk mencari dalil tentang anak
Ali al-Uraidi kita kesulitan mencarinya dari kitab hadits, maka kita berpindah
kepada kitab nasab. Kitab nasab yang dipakai haruslah kitab nasab primer, yaitu
kitab nasab yang ditulis saat tokoh yang dibahas itu hidup. Jika tidak
ditemukan kitab primer maka kita menggunakan kitab sekunder (yang ditulis
setelah masa tokoh itu wafat) yang tertua yang paling dekat masanya dengan
hidupnya tokoh tersebut.
Menurut kitab Syadzaratudzahab karya Ibnul Imad, Ali alUraidi wafat tahun 210
Hijrah pada awal abad ketiga Hijrah. Apakah ada kitab nasab yang ditulis pada
masa itu? Penulis belum menemukan kitab nasab yang ditulis abad ketiga hijriah,
yang penulis temukan kitab nasab yang ditulis oleh ulama yang hidup pada abad
ke lima hijriah yaitu kitab Tahdzibul Ansab karya Al Ubaidili,
dan kitab al-Syajarah al-Mubarokah yang ditulis Imam al-Fakhrurazi ulama
abad ke enam.
قال العبيدلي في تهذيب الانساب: والعقب من علي
العريضي بن جعفر الصادق صلوات الله عليهم من اربعة نفر: وىم محمد بن علي واتٟسن بن
علي وجعفر بن علي واتٛد بن علي )تهذبي الانساب: ٔٚ٘)
―Al Ubaidili berkata dalam kitab Tahdzibul Ansab: anak yang berketurunan dari Ali al-Uraidi bin
Ja‘far al-shadiq r.a. ada empat mereka adalah: Muhammad bin Ali, al Hasan bin
Ali,
Ja‘far bin Ali, dan Ahmad
bin Ali‖. (Tahdzibul Ansab: 175)قال
الفخر الرازي في الشجرة ات١باركة: أما علي العريضي ابن جعفر الصادق ). فأولاده
ثلاث فرق: الفرقة الأولى: الذين اتفق الناس على أنهم أعقبوا وىم ابنان: محمد
الأكبر وأتٛد الشعراني.
)الشجرة ات١باركة:ٔٔٓ)
―Imam al-Fakhrurazi berkata dalam kitabnya ― al-Syajarah alMubarokah”: Adapun Ali
al-uraidi bin Jafar al-Shadiq maka mengenai anak-anaknya terdapat tiga
pendapat: pendapat pertama yang seluruh orang sepakat bahwa mereka
berketurunan, dan mereka itu ada dua anak saja yaitu:
Muhammad al-Akbar (al-Naqib) dan Ahmad al-Sya‘rani.‖
(Imam Al Fkhrurazi, Syajarah Al-Mubarokah , h. 110)
Dari keterangan dua kitab di atas terkonfirmasi bahwa
benar Ali alUraidi mempunyai anak bernama Muhammad.
DALIL
BAHWA MUHAMMAD AN-NAQIB MEMPUNYAI ANAK BERNAMA ISA
قال العبيدلي في تهذيب الانساب فالعقب من محمد
بن علي العريضي في: ابي اتٟستُ عيسي النقيب وفيو العدد ويحتِ بن محمد واتٟسن بن
محمد واتٟستُ بن محمد وجعفر بن محمد. ص .ٔٚ٘
―al-Ubaidili berkata dalam kitab Tahdzibul Ansab: Maka yang berketurunan
dari Muhammad bin Ali al-Uraidi yaitu Abul Hasan Isa an-naqib, dan di dalamnya
ada banyak keturunan., dan Yahya bin Muhammad, al-hasan bin Muhammad, dan
Ja‘far bin Muhammad‖. (Tahdzibul Ansab:
175)
قال الفخر الرازي في الشجرة ات١باركة: وأما محمد
الأكبر ابن علي العريضي، فلو من ات١عقبتُ سبعة: عيسى الأكبر النقيب، و اتٟسن،
ويحتِ، ومحمد، وموسى، وجعفر، و اتٟستُ. وأكثرىم عقبا عيسى والباقون أعقابهم قليلة.
)الشجرة ات١باركة: ٔٔٔ(
―Imam al Fakhrurazi berkata dalam kitabnya
al-Syajarah alMubarokah: Adapun Muhammad al-Akbar (al-Naqib) bin Ali al-Uraidi
ia mempunyai tujuh anak yang berketurunan: Isa al-
Akbar an-Naqib, al-Hasan, Yahya, Muhammad, Musa,
Ja‘far, al-Husain, dan yang paling banyak keturunannya adalah Isa, sedangkan
yang lain keturunannya sedikit.‖ (Imam AlFakhrurazi, al-Syajarah Al Mubarokah: h. 125)
Dari kitab di atas terkonfirmasi bahwa Muhammad
an-Naqib mempunyai anak bernama Isa.
DALIL
BAHWA ISA BIN MUHAMMAD MEMPUNYAI ANAK BERNAMA AHMAD (Al-MUHAJIR)
قال الفخر الرازي في الشجرة ات١باركة:أما عيسى
فلو من ات١عقبتُ أحد عشر رجلا: محمد الأزرق، وجعفر، وإسحاق الأحنف بالري ،وعبد
الله الأحنف بالشام، واتٟستُ الأكبر، وعلي، واتٟسن ،ويحتِ، وأتٛد إلا بح، وعيسى،
وموسى. )الشجرة ات١باركة: ٔٔٔ)
―Imam Al Fakhrurazi berkata dalam kitabnyaa al-Syajarah alMubarokah: Adapun Isa maka
ia mempunyai sebelas anak yang berketurunan: al-Azraq, Ja‘far, Ishaq al-Ahnaf
di Ray, Abdullah al-Ahnaf di Syam, al-Husain al-Akbar, Ali, al-Hasan, Yahya,
Ahmad al-Ibh, Isa dan Musa.‖ (Imam Al-Fakhrurazi,
Syajarah Al Mubarokah: h. 111).
Dari keterangan kitab di atas maka
terkonfirmasi bahwa Isa mempunyai anak bernama Ahmad.
Dari dalil-dalil di atas
disimpulkan bahwa nasab Ahmad Almuhajir bin isa sampai kepada Rasulullah
Muhammad s.a.w. terkonfirmasi secara ilmiyah. Lalu bagaimana kesahihan Ahmad
bin isa kepada ―anaknya‖ yang bernama Ubaidillah yang merupakan ayah dari Alawi
bin ubaidillah (datuk para habaib), apakah betul Ahmad bin Isa mempunyai anak
beranama Ubaidillah? Kita lanjutkan penelitian sebagai berikut:
DALIL BAHWA AHMAD AL MUHAJIR Al-ABAH AL NAFFAT
BIN ISA MEMPUNYAI ANAK BERNAMA UBAIDILLAH?
Kitab Abad Kelima
Hijrah
Pertama, Kitab
Tahdzibul
Ansab wa Nihayatul Alqab yang dikarang Al-Ubaidili (w. 437) abad 5
ketika menerangkan tentang keturunan Ali al- Uraidi tidak menyebutkan nama
Alawi dan ayahnya, Ubaidillah. Ia hanya menyebutkan satu anak dari Ahmad
al-Abah bin Isa yaitu Muhammad. Kutipan dari kitab tersebut seperti berikut
ini: واتٛد
بن عيسى النقيب بن محمد بن علي العريضي يلقب النفاط ، من ولده
ابو جعفر )الاعمى( محمد بن علي بن محمد بن أتٛد عمي في
آخر عمره وات٨در الى البصرة واقام بها ومات بها ولو، اولاد
وأخوه باتٞبل لو اولاد. )تهذيب الانساب ونهاية الالقاب )مركز تٖقيقات كومبيوتر علوم اسلامي ص .ٔٚٙ-ٔٚٚ
―Dan Ahmad bin Isa an-Naqib bin Muhammad bin Ali
al-Uraidi diberikan gelar an-Naffat, sebagian dari keturunannya adalah Abu
Ja‘far (al-A‘ma: yang buta) Muhammad bin Ali bn Muhammad bin Ahmad, ia buta di
akhir hayatnya, ia pergi ke Basrah menetap dan wafat di sana. Dan ia mempunyai
anak. Saudaranya di al-jabal (gunung)
juga mempunyai anak. (Tahdzibul Ansab wa
Nihayatul Alqob, Markaz Komputer Ulum Islami, h. 176-177)
Al-Ubaidili, ketika menyebutkan
nama keturunan Ahmad alAbah bin Isa hanya menyebutkan satu sampel dari
keturunannya, yang di dalam sampel itu ada anak Ahmad al-Abah yang bernama
Muhammad. Namun ia tidak tegas apakah Ahmad al-Abah hanya mempunyai anak
bernama Muhammad atau masih ada anak lainnya. Dari sini kesempatan ada nama
anak lain bisa masuk masih terbuka.
Yang menjadi catatan adalah
ul-Ubaidili hidup bersamaan dengan hidupnya Alawi bin Ubaidillah. Ketika Alawi
wafat pada tahun 400 hijriah, umur al-Ubaidili sudah 62 tahun, namun ia tidak
mencatat nama Alawi sebagai keturunan Ahmad al-Abah.
Kedua, Kitab al-Majdi fi Ansabittholibin
karya Sayyid Syarif Najmuddin Ali bin Muhammad al-Umri an-Nassabah ) (w. 490),
ketika menerangkan tentang keturunan Isa bin Muhammad an-Naqib ia menyebutkan
bahwa keturunan dari Ahmad al-Abah bin Isa ada di Bagdad yaitu dari al-Hasan
Abu Muhammad ad-Dallal Aladdauri bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad
bin Isa. Sama seperti al-Ubaidili, al-Umri hanya menyebutkan satu anak saja
dari Ahmad al-Abah. Kutipan lengkapnya seperti di bawah ini:
وأتٛد ابو القاسم الابح ات١عروف بالنفاط لانو
كان يتجر النفط لو بقية ببغداد من اتٟسن ابي محمد الدلال على الدور ببغداد رأيتو
مات بأخره ببغداد بن محمد بن علي بن محمد بن أتٛد بن عيسى بن
محمد بن العريضي .)المجدي في أنساب اٖٖلٖطٖالبتُ، العمري، مكتبة
آية الله عظمي
ات١رعشي ،ٕٕٔٗ ص .ٖٖٚ(
“Dan Ahmad
Abul Qasim al-Abah yang dikenal dengan ―alNaffat‖ karena ia berdagang minyak
nafat (sejenis minyak tanah), ia mempunyai keturunan di bagdad dari al-Hasan
Abu Muhammad ad-Dalal Aladdauri di Bagdad, aku melihatnya wafat diakhir umurnya
di Bagdad, ia anak dari Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa bin
Muhammad (an-
Naqib) bin (Ali) al-Uraidi.‖ (Al-majdi Fi Ansabittholibin, al-
Umri, maktabah Ayatullah udzma al-mar‟asyi, Tahun 1442 h. 337)
Dari kitab al-Majdi karya al-Umri tersebut, disimpulkan bahwa salah seorang
anak dari Ahmad bin Isa bernama Muhammad, yang demikian itu sesuai dengan kitab
Tahdzibul Ansab karya al-Ubaidili.
Perbedaan dari keduanya adalah, al-Umri menerangkan tentang keturunan Ahmad bin
Isa yang bernama Muhammad bin Ali di Basrah, sedangkan al-Ubaidili menerangkan
tentang anak dari Muhammad bin Ali yaitu al-hasan yang sudah pindah ke Bagdad.
Kedua kitab abad lima ini sepakat
bahwa Ahmad bin Isa mempunyai anak bernama Muhammad.
Ketiga, Kitab Muntaqilatut
Tholibiyah karya Abu Ismail Ibrahim bin Nasir ibnu Thobatoba (w. 400
an), yaitu sebuah kitab yang menerangkan tentang daerah-daerah lokasi
perpindahan para keturunan Abi tholib menyebutkan bahwa keturunan Abi tholib
yang ada di Roy adalah Muhammad bin Ahmad an-Naffat. Seperti diketahui bahwa
keturunan Nabi juga sekaligus adalah keturunan Ali bin Abi Talib. Kutipan kitab
Muntaqilatut Tholibiyah tersebut
sebagai berikut: بالري( محمد بن اتٛد النفاط ابن عيسى بن محمد
الاكبر ابن علي( العريضي عقبو محمد وعلي واتٟستُ
―Di Kota Roy, (ada keturunan Abu Tholib bernama)
Muhammad bin Ahmad an-Naffat bin Isa bin Muhammad
alAkbar bin Ali al-Uraidi. Keturunannya (Muhammad bin
Ahmad)
ada tiga:
Muhammad, Ali dan Husain.‖
(Muntaqilatuttolibiyah,
Abu Ismail Ibrahim bin Nasir Ibnu
Thobatoba, Matba‘ah al-Haidariyah, Najaf, tahun 1388
H/1968 M h. 160)
Dari kutipan itu Ahmad bin Isa
disebutkan mempunyai anak bernama Muhammad, sama seperti kitab Tahdzibul Ansab dan kitab al-Majdi.
Abad kelima konsisten berdasarkan
tiga kitab di atas bahwa yang tercatat dari anak Ahmad hanyalah Muhammad bin
Ahmad bin Isa. Tapi ketiga kitab itu tidak menegaskan bahwa Ahmad hanya
mempunyai satu anak. Jadi bukan berarti tidak ada anak yang lain, karena tidak
ada kalimat penegasan dari ketiga kitab itu.
Kitab Abad Keenam
Hijrah
Kitab as-Syajarah al-Mubarokah karya Imam Al-Fakhrurazi (w. 604 H)
menyatakan bahwa Ahmad bin Isa tidak mempunyai anak bernama Ubaidillah. Kutipan
dari kitab itu sebagai berikut:
أما أتٛد الابح فعقبو من ثلاثة بنتُ: محمد ابو
جعفر بالري، وعلي
بالرملة ،وحستُ عقبو بنيسابور )الشجرة ات١باركة: ٔٔٔ)
“Adapun Ahmad al-Abh maka anaknya yang berketurunan
ada tiga: Muhammad Abu ja‘far yang berada di kota Roy, Ali yang berada di
Ramallah, dan Husain yang keturunanya ada di Naisaburi.‖ (Al-Syajarah Al-Mubarokah:
111)
Dari kutipan di atas Imam
Al-Fakhrurazi tegas menyebutkan bahwa Ahmad al-Abh bin Isa al-Muhajir hanya
mempunyai anak tiga yaitu Muhammad, Ali dan Husain. Ahmad al-Abh tidak
mempunyai anak bernama Ubaidillah. Dari ketiga anaknya itu, semuanya, menurut
Imam al-fakhrurazi, tidak ada yang tinggal di Yaman.
Imam al-Fakhrurazi, penulis kitab al-Syajarah al-Mubarokah tinggal di Kota
Roy, Iran, di mana di sana banyak keturunan Ahmad
Al-Abh dari jalur Muhammad Abu Ja‘far, tentunya
informasi tentang berapa anak yang dimiliki oleh Ahmad al-Abh ia dapatkan
secara valid dari keturunan Ahmad yang tinggal di Kota Roy. Dalam kitabnya itu
Imam Al-Fakhrurazi dengan tegas menyebutkan nama anak Ahmad al-Abah bin Isa
hanya tiga. Dari sini kesempatan masuknya nama lain sudah tertutup secara
ilmiyah kecuali ada kitab semasa atau yang lebih dahulu ditulis yang berbicara
lain.
Kitab Abad
Ketujuh Hijrah Hijriah
Kitab al-Fakhri fi Ansabitalibin
karya Azizuddin Abu Tolib Ismail bin Husain al-Marwazi (w. 614) menyebutkan
yang sama seperti kitab-kitab abad kelima, yaitu hanya menyebutkan satu jalur
keturunan Ahmad bin Isa yaitu dari jalur Muhammad bin Ahmad bin Isa. Adapun
kutipan lengkapnya adalah:
منهم أبو جعفر الاعمى محمد بن علي بن محمد بن
اتٛد الابح لو اولاد بالبصرة واخوه في اتٞبل بقم لو اولاد ) الفخري في انساب
الطالبتُ، السيد عزيز الدين ابو طالب اتٖٝاعيل بن حستُات١روزي، تٖقيق السيد مهدي
الرجائي، ص .ٖٓ(
―Sebagian dari mereka (keturunan Isa an-Naqib) adalah
Abu Ja‘far (al-a‘ma: yang buta) Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad al-Abah, ia punya anak di Bashrah, dan saudaranya di al
jabal di Kota Qum, ia punya anak.‖ (Al-Fakhri
fi ansaabitholibin, Sayid Azizuddin Abu Tholib Ismail bin Husain
al-Mawarzi, Tahqiq sayid Mahdi ar-
Roja‘I, h. 30)
Sampai abad ketujuh ini tidak ada
nama anak Ahmad yang bernama Ubaidillah dan pula tidak ada disebutkan Ahmad
punya keturunan di Yaman.
Kitab Abad
Kedelapan Hijriah
Kitab al-Ashili fi Ansabittholibin karya Shofiyuddin Muhammad ibnu
at-Thoqtoqi al-Hasani (w. 709 H) menyebutkan satu sampel jalur keturunan Ahmad
bin Isa yaitu melalui anaknya yang bernama Muhammad bin Isa. Kutipan lengkapnya
seperti berikut ini:
ومن عقب أتٛد بن عيسى النقيب اتٟسن بن ابي سهل
أتٛد بن علي بن ابي جعفر محمد بن أتٛد )الأصيلي فيٕ انسٕاب الطالبتُ ،الطقطقي،
تٖقيق السيد مهدي الرجائي، ص .ٕٕٔ(
―Dan dari keturunan Ahmad bin Isa an-Naqib adalah al-Hasan
bin Abi Sahal Ahmad bin Ali bin Abi Ja‘far Muhammad bin Ahmad (Al-Ashili fi Ansabittholibin,
at-Thoqtoqi, Tahqiq Sayid Mahdi Ar-Roja‘I, h. 212)
Demikian pula sampai abad
kedelapan ini tidak ada nama anak Ahmad yang bernama Ubaidillah dan pula tidak
ada disebutkan Ahmad punya keturunan di Yaman.
Kitab Abad
Kesembilan hijriah
Dalam kitab Umdatuttolib fi Ansabi Ali Abi Tholib karya Ibnu
Anbah (w. 828) disebutkan bahwa di antara keturunan
Muhammad anNaqib adalahAhmad al-Ataj bin Abi Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin
Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa. Kutipan lengkapnya seperti
berikut ini:
ومنهم اتٛد الاتج بن ابي محمد اتٟسن الدلال بن
محمد بن علي بن محمد بن أتٛد بن عيسى الٕاكٕبر )عمدة الطالب في أنساب ال ابي طالب،
ابن عنبة، ص .ٕٕ٘(
―Sebagian dari keturunan Muhammad an-Naqib adalah
Ahmad al-Ataj bin Abi Muhammad al-Hasan ad-Dallal bin Muhammad bin Ali bin
Muhammad bin Ahmad bin Isa al-Akbar.
(Umdatutholib fi Ansabi Ali Abi Tholib, Ibnu Anbah, h. 225)
Sampai awal abad Sembilan ini
tidak disebutkan nama Ubaidillah sebagai anak Ahmad bin Isa. Seperti juga tidak
disebutkan bahwa ada anak Ahmad bin Isa yang tinggal di Yaman.
[1] Historiografi Etnis Arab
di Indonesia, Miftahul Tawbah, Journal Multicultural of Islamic Education,
volume 6, h. 132.
[2]
https://artikel.rumah123.com/inilah-silsilah-habib-rizieq-shihabketurunan-ke-38-nabi-muhammad-124800

Posting Komentar untuk "BAGIAN DUA: MENAKAR KESAHIHAN NASAB HABIB DI INDONESIA"
Terima kasih kunjungannya, silahkan beri komentar ...